
Ini bisik rindu angin dari laut
tentang pantai ini
yang telah kau singkirkan tanpa rasa
seolah tiada luka pada
daun-daun bidara yang tercarik
dan puntung-puntung kayu api berserakan
kau biar terpadam sendiri
Masih lagi aku sesetia sang helang berdada merah
berulang terbang pulang melayang
antara laut dalam dan tinggi puncak hijau
bersama rezeki kurnian dari laut
untuk mulut-mulut yang tertinggal
di antara dahan-dahan pohon meranti
Mungkin sahaja sebenarnya
telah pupus rindu di benakmu
tentang indahnya deruan ombak laut
hingga terlupakan satu saat
kau berlari mesra di bibir pantai ini
dan bekas tapak-tapak kakimu
tertinggal pada putih pasir yang kesepian
Desir angin berhembus ke wajahmu
adalah aroma puisi keluh kesah anak-anak ikan
yang masih lagi mengukir kenangan di dasar laut kelam
tetapi tidak pernah terlihat di mata bebalmu
lalu kau bercerita sang nelayan yang pulang
tanpa ikan, ketam, udang dan harapan
Harapan itu adalah hamparan putih pasir pantai ini
yang pernah menjadi lantai lena tidurmu
namun telah kau sembunyikan pada sebuah gua suram
untuk tatapan ibu-ibu kera menyusukan anak
di celah rimbunan pepohonan hijau
Batu-batuan yang berhamparan ke laut
adalah aku yang membentingkan dada
bila bisik angin teluk bidara itu membadai lagi
cinta hanyalah umpama ......
hembusan angin laut china selatan
- Teluk Bidara 2009
Gambar oleh : http://afzaiafandi.googlepages.com/teluk-bidara1.jpg
Terlalu puitis puisi ini, mengimbau kembali kenangan silam 30tahun dulu. telah lama kutinggalkan pantai teluk bidara ini untuk mencari sinar yang semakin menghilang.
ReplyDeleteAnak Bukit chatak
Terima kasih tata.
ReplyDeleteSaya pernah tinggal di Jalan Ustaz Omar, dekat je dengan Bukit Chatak (Bukit Chatok)
indah sekali... bicara tentang pantai, ombak, pasir dan angin......
ReplyDelete