Angin laut yang terus berbisik di Teluk Bidara ini adalah bicara tentang kehidupanku. Di sinilah sewaktu kecil, aku lelah bermain-main mengejar ombak dan anak-anak ketam yang sedang berlarian di pasir pantai. Di sini jugalah, aku akan terus berbicara tanpa jemu tentang laut, ikan, sotong, udang, si camar, terumbu karang, ombak badai, gelombang laut, sang helang berdada merah dan tentang segunung harapan di hatiku. Di pantai Teluk Bidara inilah angin dari Laut China Selatan akan terus berbisik tanpa henti. - Upenyu
Friday, November 20, 2009
Rindumu Serakah
Gema gelodak rindumu
jadi resah serigala betina
meraung cinta dengan serakah
mencarik dadaku dengan kuku
hinggá tercalar dengan luka
Waktu kau baring di dadaku
rindumu mengigit tiap sendi
melumpuh segenap nafas
hingga merah rusuk kiriku
Kau nikmati gelora rindu
dengan rakus bibir merekah
hingga tengelam riuh alam
saat mengalir rindu berhambur
Rayuan sepi gerimis malam
biar terisi ruang kosong
haus pada hangat titis kasih
agar rerumput tertumbuh segar
Bukanlah aku perlu tegak
untuk santapan dewi syurga
kelak ranting diri jadi api
kita rentung terbakar
cinta terhumban jadi neraka
- Teluk Bidara
image by http://www.yale.edu/seas/WesWayang.jpg
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
dalam kias terkesan meejnya...
ReplyDelete