Angin laut yang terus berbisik di Teluk Bidara ini adalah bicara tentang kehidupanku. Di sinilah sewaktu kecil, aku lelah bermain-main mengejar ombak dan anak-anak ketam yang sedang berlarian di pasir pantai. Di sini jugalah, aku akan terus berbicara tanpa jemu tentang laut, ikan, sotong, udang, si camar, terumbu karang, ombak badai, gelombang laut, sang helang berdada merah dan tentang segunung harapan di hatiku. Di pantai Teluk Bidara inilah angin dari Laut China Selatan akan terus berbisik tanpa henti. - Upenyu
Wednesday, November 11, 2009
Kita kian jauh
Kita makin jauh
terhumban oleh ombak
ketika mesra meniti laut luas
lambaian hilang
dalam kabus merah
Jejak-jejak kita pun terhapus
dilewat malam gerimis menangis
takdir enggan bersimpati
pada titik koma
hanya rumpun tegar
berkirim doa harapan
Kita terus juga bersapa puisi
lembut bayu jadi salju beku
mengiring jiwa yang kekeringan rasa
dingin pagi pun resah berlari pergi
berteman detik-detik yang tersisa
terhambat kejam pada panas matahari
rindu kian berundur selangkah bisu
sepi datang kembali lagi berhambat
cinta perlahan kehilangan rindu
Kita sorot semula helaian kitab silam
lama terlupakan dalam gerobok usang
mari kita bertasbih dengan mentera cinta
moga terdampar dalam lena rindu semalam
- Teluk Bidara
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment