Angin laut yang terus berbisik di Teluk Bidara ini adalah bicara tentang kehidupanku. Di sinilah sewaktu kecil, aku lelah bermain-main mengejar ombak dan anak-anak ketam yang sedang berlarian di pasir pantai. Di sini jugalah, aku akan terus berbicara tanpa jemu tentang laut, ikan, sotong, udang, si camar, terumbu karang, ombak badai, gelombang laut, sang helang berdada merah dan tentang segunung harapan di hatiku. Di pantai Teluk Bidara inilah angin dari Laut China Selatan akan terus berbisik tanpa henti. - Upenyu
Saturday, May 9, 2009
Dari sungai itu
Belum letihkah dia
meniup bara-bara terpadam
basah oleh hujan semalam
Asap-asap panas
dari bahang tertinggal
memedihkan mata
Lalu mengalir resah
tak berhujung
lalu ku beri pada dia
sehelai kain hilang warna
buat menyapu gelisah
bila yang terpeluk itu gundah
Dari sungai itu
akhirnya
mengalirkan rindu dia
- Shah Alam
Pic by Upenyu
Labels:
Dungun,
Puisi,
puisi cinta,
Puisi Dungun,
Puisi Teluk Bidara,
teluk bidara,
Upenyu
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment