Terbakar rindu resah kita dalam dakapan akrab cemburu
masih belum puas kutatap merekah bibir cinta yang melambai mesra
nafasku jadi api menghembus dalam lena di ranjang kasih.
Kita terbang ke awan bersama sayap mimpi
memetik kejora yang tersipu di celah-celah cakerawala
terbentang hamparan cinta di bawah pohon arasi yang berbicara
di rantingnya telah terukir kita.
Segera rindu itu kita lewati lagi di puncak sepi malam
mengalir lesu menghurung sendu yang tercipta dalam pasrah mencengkam
pejamkan mata rundumu ketika bahtera kasih merentasi
gelora samudera di singgahsana kita.
Eratkan aku yang berbaring di dadamu biar tertepis hembusan wasangka.
Biar ku usap jiwamu dengan jemari cintaku
bersama kucupan di dahi, sambil zikir rindu, ku alunkan di telingamu
agar dalam kalbumu, hanya ada kita bertakhta
ku dakap lagi tubuh hangatmu dengan peluk dan desah setiaku
dan nanti ku bajai dengan hangat nafasku dan nafasmu saat bersatu.
- Shah Alam
masih belum puas kutatap merekah bibir cinta yang melambai mesra
nafasku jadi api menghembus dalam lena di ranjang kasih.
Kita terbang ke awan bersama sayap mimpi
memetik kejora yang tersipu di celah-celah cakerawala
terbentang hamparan cinta di bawah pohon arasi yang berbicara
di rantingnya telah terukir kita.
Segera rindu itu kita lewati lagi di puncak sepi malam
mengalir lesu menghurung sendu yang tercipta dalam pasrah mencengkam
pejamkan mata rundumu ketika bahtera kasih merentasi
gelora samudera di singgahsana kita.
Eratkan aku yang berbaring di dadamu biar tertepis hembusan wasangka.
Biar ku usap jiwamu dengan jemari cintaku
bersama kucupan di dahi, sambil zikir rindu, ku alunkan di telingamu
agar dalam kalbumu, hanya ada kita bertakhta
ku dakap lagi tubuh hangatmu dengan peluk dan desah setiaku
dan nanti ku bajai dengan hangat nafasku dan nafasmu saat bersatu.
- Shah Alam
No comments:
Post a Comment