Angin laut yang terus berbisik di Teluk Bidara ini adalah bicara tentang kehidupanku. Di sinilah sewaktu kecil, aku lelah bermain-main mengejar ombak dan anak-anak ketam yang sedang berlarian di pasir pantai. Di sini jugalah, aku akan terus berbicara tanpa jemu tentang laut, ikan, sotong, udang, si camar, terumbu karang, ombak badai, gelombang laut, sang helang berdada merah dan tentang segunung harapan di hatiku. Di pantai Teluk Bidara inilah angin dari Laut China Selatan akan terus berbisik tanpa henti. - Upenyu

Sunday, May 10, 2009

Kerikil


Telah kita sediakan
sepasang kaki telanjang
untuk menapak batu-batu tajam
menyusuri jalan tak bertepi
yang terbentang kejam
menghadang jalan tujuan

Kita biar luka merabak
dengan darah mengalir pekat
menitis atas tapak-tapak tertinggal
hingga tak berbisik lagi sesalan

Pada anjing melolong keras
kita pasak dengan ketulian
hati dan jiwa kita lemparkan
agar tidak tersisa lagi kasihan

Darah-darah kita sama mengalir
biar indah tersulam mesra
jadi manik-manik restu
tersemat kejap di dada bebal
luka tak lagi berkirim pesan

Nanti kita ubati luka mendalam
dengan hijau pohonan rendang
pada sinar matahari terang
jadi penyuluh harapan silam
telah lama terbenam
pada dalam lumpur kelam


- Shah Alam



Pic by http://angelbrewhaha.files.wordpress.com/2008/05/hold-my-hand.jpg

No comments:

Post a Comment