Angin laut yang terus berbisik di Teluk Bidara ini adalah bicara tentang kehidupanku. Di sinilah sewaktu kecil, aku lelah bermain-main mengejar ombak dan anak-anak ketam yang sedang berlarian di pasir pantai. Di sini jugalah, aku akan terus berbicara tanpa jemu tentang laut, ikan, sotong, udang, si camar, terumbu karang, ombak badai, gelombang laut, sang helang berdada merah dan tentang segunung harapan di hatiku. Di pantai Teluk Bidara inilah angin dari Laut China Selatan akan terus berbisik tanpa henti. - Upenyu

Tuesday, February 2, 2010

Yassin untuk kekanda



Yassin

Satu pembaringan panjang
dinding dan kerusi sepi
kipas berputaran kosong
dalam pagi yang resah
hanya garis putih berbicara lesu
bersama alunan suci
dengan harap dan redha
mohon Tuhan mahu mendengar

Saat garis-garis putih membisu
embun menitiskan aroma sendu
kemuncup tunduk basah
janji yang tercatat pun hadir
menjemput pulang sang kekasih
titis-titis di tebing pipi bergulir pilu
bergayut harap di pepohon doa
semoga damailah rindumu di sana



- 4.50 pagi, 25/01/2010, PPUM




Image by mybigbro

2 comments:

  1. Takziah atas kepergian kekanda. Puisimu mencerita segala, betapa janji tidak pernah dimungkiri walau sedetik. Aku ikut sendu bersama pilu kata-kata puisimu.

    ReplyDelete