Angin laut yang terus berbisik di Teluk Bidara ini adalah bicara tentang kehidupanku. Di sinilah sewaktu kecil, aku lelah bermain-main mengejar ombak dan anak-anak ketam yang sedang berlarian di pasir pantai. Di sini jugalah, aku akan terus berbicara tanpa jemu tentang laut, ikan, sotong, udang, si camar, terumbu karang, ombak badai, gelombang laut, sang helang berdada merah dan tentang segunung harapan di hatiku. Di pantai Teluk Bidara inilah angin dari Laut China Selatan akan terus berbisik tanpa henti. - Upenyu
Thursday, June 18, 2009
Seusai tari Sumazau kita
Telah terhirup aroma darah Huminodun
yang datang menari
pada dada sepi burung-burung bambarayon
paluan gong-gong itu
masih lentik gemersik bergema
selengok gemalai langkah sang penari
jelas terasuk pada indah tumit
si gadis berbaju rangkit
Aku, sang penari sintingan hitam
terus hayun langkah-langkah kecil dalam relau
bersama-sama sayap-sayap burung di tangan
menyeru semangat bunting padi si Bambaazon
lewat serapah Momurinait perempuan-perempuan tua Bobolian
untuk meraba sigarku yang tersayup-sayup di puncak kinabalu
- 17/6/2009, Zen Garden, Kundasang, Sabah
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Salam ziarah sambil menikmati kelembutan tarian gadis dusun...ah mempesonakan.
ReplyDeletecara bertutur yang nyaman sehingga enak untuk dibaca yaaa....istilah istilahnyapun unik....mungkin hanya dikenal di Malaysia saja...baru pertamakali saya dengar
ReplyDelete