Angin laut yang terus berbisik di Teluk Bidara ini adalah bicara tentang kehidupanku. Di sinilah sewaktu kecil, aku lelah bermain-main mengejar ombak dan anak-anak ketam yang sedang berlarian di pasir pantai. Di sini jugalah, aku akan terus berbicara tanpa jemu tentang laut, ikan, sotong, udang, si camar, terumbu karang, ombak badai, gelombang laut, sang helang berdada merah dan tentang segunung harapan di hatiku. Di pantai Teluk Bidara inilah angin dari Laut China Selatan akan terus berbisik tanpa henti. - Upenyu

Monday, May 11, 2009

Kita kian jauh

Kita makin jauh terhumban oleh ombak
ketika mesra meniti laut luas
lambaian terhilang dalam kabus merah
Jejak-jejak kita ikut terhapus
dilewat malam gerimis menangis
takdir enggan lagi bersimpati pada titik koma itu
hanya rumpun tegar berkirim doa harapan

Kita terus juga bersapa puisi-puisi cinta
walau lembut bayu jadi salju beku
mengiring jiwa yang kekeringan rasa
dingin pagi pun resah berlari pergi
berteman detik-detik yang tersisa
terhambat kejam pada panas matahari
rindu kian berundur selangkah bisu
sepi datang kembali lagi berhambat
cinta perlahan kehilangan rindu

Kita sorot semula helaian kitab silam
lama terlupakan dalam gerobok usang
mari kita bertasbih dengan mentera cinta
moga terdampar dalam lena rindu semalam



- Shah Alam


Pic by http://ladangkata.com/wp-content/uploads/2007/09/1.jpg

1 comment: